Mungkinkah para saintis dianggap sebagai para mujahidin di “medan perang” yang berada di jalan Allah? (QS 9:122; Jami’ At-Tirmidzi 1385). Jika cacah kemunculan sebuah kata dalam Al-Qur’an menunjukkan tingkat kepentingannya, maka sains (‘ilm) dalam posisi yang sangat terhormat. ‘Ilm muncul sebanyak 105 kali, lebih banyak dibandingkan dengan penyebutan ad-din yang sebanyak 103 kali.
Berdasarkan landasan ini menunjukkan bahwa keberadaan sains di muka bumi ke depan menjadi ukuran kemakmuran bumi yang rahmatan lil’alamiin. Jika ini disepakati, maka roda peradaban Islam akan kembali kembali berjaya sebelum keruntuhan pada masa lalu.
Tantangan di atas memberikan kritik baru bagi dunia pendidikan Islam agar bergerak responsif terhadap banyaknya tantangan dan kebutuhan perkembangan masyarakat yang sangat pesat. Terlebih dengan perkembangan peradaban Islam di segala aspek tidak akan pernah meninggalkan konsep pengetahuan (‘ilm), berpacu berkolaborasi dengan waktu dan selalu menyatu dengan sentuhan sikap yang mempengaruhi pengetahuan tertinggi sebagai bagian dalam jiwa muslim.
Editor : Miftahul Arief