"Ini instruksi kami secara nasional. Maka BUMN melalui Zakat Infaq dan Shodaqoh (ZIS) masing-masing nantinya bisa disalurkan untuk beasiswa, sebab permintaan beasiswa ini banyak," tegas Ketua Dewan Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) itu.
Baznas telah bekerja sama dengan berbagai kementerian untuk memaksimalkan perolehan zakat. Tahun ini pihaknya mencanangkan 400.000 mustahik atau penerima zakat se-Indonesia menjadi muzaki atau orang yang wajib mengeluarkan zakat.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, Baznas Jateng selama ini memiliki kreatifitas yang baik. Yakni dalam hal metode pengumpulan zakat, serta memanfaatkannya.
Dia berharap Baznas Jateng agar terus berkembang lebih baik yakni pengelolaan lebih modern serta akuntabel.
"Kita sekarang mesti keluar dari instansi pemerintah (pengumpulan zakat). Bisa ke perusahaan, bisa juga instansi vertikal yang ada di sini, mengelola CSR, filantropi, dan lainnya," kata Ganjar.
Gubernur mengatakan, Baznas Jateng punya andil secara langsung maupun tidak kepada masyarakat. “Baznas Jateng sangat kreatif. Tidak melulu soal kolektif dan charity, tapi bisa dimanfaatkan lebih produktif,” tutur Ganjar.
“Hampir setiap saat kita mencoba menyelesaikan secara kolaboratif dan responnya cepat. Saya bahagia karena Pak Wagub Jateng saya ini kiai, jadi kami selalu diingatkan potensi sumber daya dari keumatan yang bisa digerakkan. Maka saya sampaikan tadi masih ada lho wakaf,” kata Ganjar.
Editor : Miftahul Arief