Ketujuh imam itu adalah Imam Nafi’ bin Abdurrahman (w. 169 H), Imam Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Imam Abu Amr, Zabban bin Al-Ala’ Al-Bashriy (w. 154 H), Imam Abdullah Ibnu AmirAl-Syamiy (w. 118 H), Imam Ashim bin Abi Al-Najud Al-Kufiy (w. 128 H), Imam Hamzah bin Al-Zayyat (w. 156 H), dan Imam Ali bin Hamzah Al-Kisa’i (w. 189 H).
“Ketujuh imam qiraat di atas ternyata mempunyai cara baca terhadap lafazh-lafazh dalam al-Qur’an berbeda-beda sebagaimana kemudian diperkenalkan turun-temurun oleh para muridnya (para perawinya) hingga kita dengar sekarang ini,” tutur KH. Abdul Hakim Al Hafidz
Sebagai pengenalan, menurut KH. Abdul Hakim Al Hafidz, bagi orang awam mungkin dapat mengakses bacaan murottal Syaikh Mahmud Khalil al-Husary yang ada di berbagai media digital.
“Meski demikian harus tetap berguru kepada ahlinya yang bersanad dan nyambung hingga Nabi,” lanjutnya.
Editor : Miftahul Arief