“Gambar saya dirusak malah jadi inspirasi buat ngonten. Tiap hari selama masa kampanye terbuka, saya unggah minimal tiga konten. Ngamen di pasar, nyanyi di mana gitu. Istri saya yang videoin,” ujar pria kelahiran Pacitan, Jawa Tengah ini.
Sayangnya dengan keterbatasan sumber daya mandiri, ia tak mampu mengupah saksi TPS untuk dirinya selaku caleg. Ia mengandalkan saksi Partai Demokrat yang hanya 300-an orang dari 900-an TPS di dapil 1 Wonogiri Kota.
Modal kampanye dirinya pun pas-pasan. Hanya mengeluarkan Rp100.000 saja buat beli pemancar wi-fi di rumah, supaya mudah menangkap sinyal internet ponsel pintar. Selebihnya, ia ngamen di TikTok.
Pendapatannya dari saweran penonton video cukup lumayan. Setidaknya mengkaver kebutuhan selama dua bulan tak mengais rezeki di jalan jelang pemilu.
“Harapannya tak ada kecurangan. Semua penyelenggaraan pemilu jujur dan adil,” katanya. Jika nantinya lolos jadi anggota DPRD, ia memilih serap aspirasi dulu untuk melihat nyata kesulitan masyarakat. Ia membantu masyarakat tak akan memandang konstituen atau bukan.
“Di Wonogiri ini kesulitan pertanian belum bersolusi. Makanya, petani harus mapan dulu,” katanya.
Ada enam lagu yang semuanya trending di TikTok, yakni Kulo Nuwun, Sugeng Tepang, Dibuka Kertase (1), Dibuka Kertase (2), Dibuka Kertase (3) dan Yo Ayo Coblos Nomor Empat.
Ia juga mengunggah dirinya bersama SBY untuk memantik reaksi publik. Caleg nomor urut empat asal Partai Demokrat ini mendulang ratusan ribu penyuka dan videonya jutaan kali ditonton para generasi muda.
Respons positif masyarakat itu, lanjutnya, menunjukkan dirinya disukai tanpa paksaan maupun politik uang. Surat suara bernama dirinya dicoblos ribuan pemilih versi real count salinan C1 milik saksi Partai Demokrat. Ia masih menunggu pengumuman hasil penghitungan suara dari KPU setempat.
Editor : Ahmad Antoni