get app
inews
Aa Read Next : Menag Yaqut: UIN Walisongo Semarang Harus Menyiapkan Aktor Perubahan

Sains Ramadhan: Hindari Rayuan Menghilangkan Makanan dan Menyisakan Limbah Saat Buka Sahur

Rabu, 20 April 2022 | 17:47 WIB
header img
ilustrasi limbah. (foto: pixabay)

Pada tahapan tersebut dapat dihitung jejak karbon nya. Jejak karbon (carbon footprint)  merupakan. Jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan (aktivitas) manusia pada kurun waktu tertentu. Nilai jejak karbon bisa ditelusuri dengan melakukan penghitungan menggunakan kalkulator yang sudah tersedia banyak secara online. 

Salah satu contohnya seperti yang disediakan oleh www.carbonfootprint.com. Nilai jejak karbon biasanya dihtung dari jumlah gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dan atau gas metana (CH4). Kedua gas ini merupakan gas buang penyebab rumah kaca (GRK). 

Seperti diketahui peningkatan emisi gas rumah kaca ini berpengaruh signifikan pada pemanasan global dan perubahan iklim. Produksi, transportasi, dan penanganan makanan menghasilkan emisi Karbon Dioksida (CO2) yang signifikan .Ketika makanan berakhir di tempat pembuangan sampah, itu menghasilkan metana, gas rumah kaca yang bahkan 21  lebih kuat dibanding CO2. EPA  memperkirakan bahwa setiap tahun, kehilangan dan limbah makanan di AS  menghasilkan 170 juta metrik ton emisi GRK setara karbon dioksida (juta MTCO2e) (tidak termasuk emisi TPA) – sama dengan emisi CO2 tahunan dari 42 pembangkit listrik tenaga batu bara.

Gambar: jejak karbon dari pembuangan limbah.

Editor : Moh.Miftahul Arief

Follow Berita iNews Semarang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut