GROBOGAN, iNewsSemarang.id – Lumpur bercampur belerang dan garam setinggi sekitar 1,5 meter beberapa hari ini menyembur di lokasi wisata Bledug Cangkring di kawasan Bledug Kuwu, Kabupaten Grobogan.
Semburan lumpur tersebut mengakibatkan 1 hektar tanaman padi milik siap panen milik warga di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan tertutupi lumpur.
Fenomena ini sontak mengundang warga mendatangi objek wisata Bledug Cangkring yang dijuluki Baby Volcano untuk melihat semburan yang muncul di tengah letupan Bledug Cangkring, Selasa (22/2/2022).
Aliran lumpur bercampur belerang dan garam, tampak mengalir ke bawah dan menggenangi area persawahan di sekitar objek wisata Bledug Cangkring.
Salah satu petani Desa Grabagan, Saryoto mengaku sangat sedih melihat ¼ hektare tanaman padi miliknya terendam lumpur. Padahal tanaman dua minggu lagi bakal panen.
“Lumpur yang bercampur belerang dan garam membuat batang tanaman padi cepat membusuk,” kata Saryoto.
Dirinya harus panen dini yang selanjutnya untuk pakan ternak. Sementara, agar lahan bisa dimanfaatkan kembali, warga harus harus membersihkan seluruh lumpur dari area persawahan dan ditaburi pupuk kendang.
Itu pun membutuhkan waktu hingga beberapa tahun untuk bisa ditanami kembali.
Sekretaris Desa Grabagan, Mujiyati mengatakan, fenomena alam seperti ini telah terjadi beberapa tahun lalu. Sedangkan yang terjadi kali ini adalah peristiwa yang terbesar dialami warga Grabagan.
Semburan Bledug Cangkring muncul dengan waktu yang tidak bisa dipastikan.
“Sebelumnya pernah terjadi lima tahun lalu dan setahun lalu,” kata Mujiyati.
Selain merendam area persawahan, lumpur juga masuk dan mencemari sungai di sekitar Desa Grabagan. Semburan lumpur berhenti satu jam kemudian.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait